Thursday 28 June 2007

METODE PENINGKATAN JALAN LINTAS KALIMANTAN

Opini tentang infrastruktur jalan darat untuk publik di Kalimantan.

Membangun jalan darat untuk umum di Kalimantan belum ada satupun swasta yang mau. Semua biaya disandang pemerintah pusat dan daerah. Maka kemiskinan akan jalan darat di Kalimantan itu amat nyata dan terus berlangsung.

Sekitar tahun 1980-1987 upaya pembangunan jalan raya lintas Kalimantan oleh 4 (empat) Gubernur di Kalimantan telah mulai diupayakan, namun pemerintah pusat pada saat itu tidak mendukung rencana tersebut, antara lain pendapat Menteri Lingkungan Hidup saat itu Prof.DR. Emil Salim bahwa ”pembangunan jalan darat membelah rimba Kalimantan akan memudahkan akses penebangan kayu dan akan menghancurkan eskosistem hutan tropis”.

Perjuangan dan upaya empat Gubernur Kalimantan untuk membangun jalan darat di Kalimantan akhirnya bersinergi dengan Panglima Kodam VI Tanjungpura periode 1988-1991 Bapak Z.A. Maulani (Alm.).

Sinergisme petinggi Kalimantan dengan Panglima Kodam VI Tanjung Pura mengupayakan pembangunan jalan raya darat lintas Kalimantan melunakkan pemerintah pusat. Namun hasilnya hanya disetujui pembangunan jalan ”lintas Kalimantan” buka JALAN RAYA LINTAS KALIMANTAN.

Bahwa kelas jalan ”lintas Kalimantan” ini amat jauh berbeda dengan kelas ”JALAN RAYA”. Membangun jalan raya harus memenuhi kriteria standar dari lebar dan material badan jalan sampai lapisan base-nya serta metode pengaspalan / finishing surface. Membangun ”jalan lintas” tidak ada standar dejure dan defacto, karena jalan ini tidak jelas kelasnya, karena kelas jalan ini adalah jalan berfungsi sosial, untuk jalan silaturahmi menghubungkan permukiman yang dalam kondisi terisolir satu dengan lainnya di Kalimantan. Kelas jalan lintas amat berbeda dengan jalan raya yang berfungsi ekonomi. Jalan lintas di bangun dengan material mulai dari badan jalan yang di timbun seadanya dari galian parit ditepi bakal jalan lintas dan tidak memilih material, semua daun, batang, ranting, rumput, serasah hutan dan lain-lain material organik dibentuk menjadi badan jalan, demikian juga lebar jalan di buat seadanya. Sedangkan untuk jalan raya, harus memenuhi standar teknis dan diverifikasi dengan ketat oleh Dirjen Bina Marga.

Saat ini, hutan kita pun telah hampir habis dan kita pun juga tidak mendapatkan jalan raya, hanya mendapatkan jalan lintas Kalimantan yang bertonase rendah, karena badan jalannnya yang di buat bukan untuk tujuan ekonomi.

Namun perubahan dalam masyarakat Kalimantan telah dan terus menuntut adanya kelas jalan raya skala ekonomi, yang mampu menyandang tekanan gandar / beban angkutan barang 20 ton ke atas. Jalan lintas Kalimantan sekarang ini di hampir seluruh ruasnya hanya mampu menyandang tekanan gandar rata-rata maksimal 9 ton. Lebih dari 9 ton, maka jalan mengalami kerusakan hebat dan bertambah parah lagi akibat faktor curah hujan, sifat permukaan tanah dan ulah manusia yang menggunakannya dengan over dosis.


Untuk membentuk jalan lintas Kalimantan menjadi Jalan Raya tidaklah mudah. Terutama jika menyangkut metode pembangunannya. Secara klasik peningkatan jalan lintas Kalimantan dari kelas rendah itu ke kelas jalan raya ekonomi dilakukan dengan menambah lapisan baru dengan material yang lebih baik pada bagian atas lapisan yang lama. Metode ini dapat berguna hanya dalam beberapa waktu. Perubahan badan jalan lintas yang di buat dari bahan campur aduk tadi (tidak memilih material, semua daun, batang, ranting, rumput, serasah hutan dan lain-lain material organik) berjalan terus sejalan dengan perubahan waktu, maka badan jalan lintas dapat berlobang besar, bergelombang, ambrol dan lain-lain. Meski tidak dilalui angkutan berat, badan jalan lintas ini tetap amat labil karena meterial dasarnya yang bermutu tidak jelas.

Berdasarkan kondisi jalan lintas tersebut, kami mengajukan metode peningkatan jalan lintas Kalimantan dalam 2 (dua) cara:

1. Pembangunan Jalan Raya Lintas Kalimantan dengan Metode Tandem.

Tandem (membuat gandengan) yaitu dengan membuat jalan baru berdempetan / di samping jalan lama. Jalan baru ini di buat dengan menggunakan material yang bermutu tinggi. Pada masa lalu hal ini tidak mungkin dilakukan mengingat jalan lintas ini belum ada sama sekali. Setelah jalan lintas yang sekarang ini eksis, walau bermutu masih rendah, namun dapat digunakan sebagai jalan akses untuk membangun JALAN RAYA SKALA EKONOMI di sisi jalan lintas ini, dimana jalan lintas berperan sebagai jalan angkutan material bermutu tinggi bagi pembangunan jalan raya kelas ekonomi tersebut. Melalui jalan lintas (jalan lama) memungkinkan alat berat melakukan pengerukan material yang bermutu rendah dan membuat parit-parit pada bakal ruas / segmen bakal jalan raya yang memerlukan perbaikan mutu bahan badan jalannnya dan sekaligus mengangkut material bermutu untuk mengisi segmen parit-parit badan bakal jalan raya tersebut.

2. Pembangunan Jalan Raya Lintas Kalimantan dengan Metode Bedah Badan Jalan.

Ukuran lebar jalan pada ruas jalan Lintas Kalimantan rata-rata sekitar 8 meter. Untuk menangani badan jalan tersebut, pertama secara sekuensial lebar jalan di bagi 2 (dua) bagian. Masing-masing selebar 4 (empat) meter.
Bagian badan jalan yang akan di bedah selebar 4 meter. Alat berat berupa buldozer dan truk angkutan material mengakses badan jalan ini melalui bagian sebelah jalan 4 meter. Dari sini bagian sisi sebelah jalan 4 meter di keruk dan di ganti isi badan jalannya dengan meterial bermutu. Cara ini terbaik diterapkan pada ruas jalan lintas yang melalui permukiman penduduk yang sulit untuk dapat di bangun jalan tandem pada sisinya.

Karena tidak semua ruas jalan lintas Kalimantan yang ada saat ini bermutu rendah, penerapan ke dua metode tersebut dapat dilakukan dengan terlebih dahulu melakukan survey dan inventarisasi seluruh ruas badan jalan lintas Kalimantan dan menentukan ruas-ruas mana saja yang memerlukan peningkatan yang layak menggunakan metode tersebut.

Apabila pengelolaan ruas jalan lintas Kalimantan masih menggunakan metode klasik yang seragam untuk semua ruasnya, yaitu metode menambah lapisan atas demi lapisan, maka stabiltas badan jalan terutama setelah lapisan perkerasan bagian permukaan tidak dapat disentuh atau diperbaiki. Berapapun biaya dikeluarkan, maka untuk mencapai stabilitas jalan lintas Kalimantan menjadi sebagaimana layaknya stabilitas kelas jalan raya berskala ekonomis akan sangat lama untuk dicapai, karena material badan jalan yang campur aduk itu memerlukan waktu yang berbeda untuk mencapai pemampatan maksimal atau stabilitas maksimal.

Demikian tulisan sederhana ini kami buat sekedar sumbang pikiran, tanpa ada niat melampaui kompetensi para ahli dalam bidangnya masing-masing.

Palangka Raya, 20 Juli 2006 Jam 19.06 WIB

No comments: